12 Santri Pondok Pesantren Srengat Diduga Keracunan Dua Dirawat Intensif

 

JATIM.KABARDAERAH.COM.  KABUPATEN BLITAR  – Sebanyak 12 santri di Pondok Pesantren yang terletak di Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, diduga mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap sarapan pagi, Rabu (4/12/2024). Kejadian tersebut membuat beberapa santri harus mendapatkan perawatan medis di Puskesmas setempat.

Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, para santri mulai merasakan gejala seperti pusing, gatal, dan demam beberapa saat setelah makan pagi.

“Dari 12 santri yang terdampak, 10 di antaranya sudah pulih dan diperbolehkan pulang, sementara dua orang lainnya masih dalam observasi di Puskesmas Srengat,” ujar Iptu Samsul, saat dihubungi oleh awak media.

Iptu Samsul menjelaskan, peristiwa ini bermula sekitar pukul 07.00 WIB, saat puluhan santri di pondok pesantren tersebut menikmati menu sarapan yang disediakan oleh pihak pondok. Makanan yang disajikan terdiri dari ikan tuna goreng tepung dan sayur bobor.

Tak lama setelah sarapan, sekitar pukul 07.30 WIB, sejumlah santri mulai mengeluhkan gejala keracunan. Beberapa di antaranya merasakan pusing, gatal, dan tubuh terasa panas.

Segera setelah itu, para santri yang diduga mengalami gejala keracunan langsung dibawa ke Puskesmas Srengat untuk mendapatkan perawatan medis. Tim medis pun bergerak cepat untuk menangani mereka yang membutuhkan pertolongan.

Mendapatkan laporan terkait insiden tersebut, pihak Kepolisian dan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar segera melakukan penyelidikan. Mereka langsung menuju lokasi kejadian dan mengambil sampel makanan yang telah dikonsumsi oleh para santri untuk diperiksa lebih lanjut. Sampel tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar untuk dianalisis.

“Sampel makanan yang kami ambil kini sedang dalam proses pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti dari keracunan ini,” ungkap Iptu Samsul.

Hingga saat ini, pihak kepolisian dan dinas kesehatan terus melakukan investigasi guna memastikan penyebab dugaan keracunan tersebut. Proses pemeriksaan masih berlangsung, dan masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti perkembangan informasi yang disampaikan oleh pihak berwenang.

Insiden ini menjadi peringatan penting tentang pentingnya kehati-hatian dalam penyediaan makanan di lembaga pendidikan seperti pondok pesantren. Pihak berwenang berharap kejadian serupa tidak terulang kembali, dan akan terus memantau kondisi kesehatan para santri yang masih menjalani perawatan.

Pewarta. Andy.

Tinggalkan Balasan