Hujan Lebat dan Angin Kencang Guyur Bumi Penataran, Banjir dan Tanah Longsor Landa Empat Desa

 

JATIM.KABARDAERAH.COM. BLITAR – Hujan lebat disertai angin kencang mengguyur wilayah Bumi Penataran selama dua hari berturut turut, mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang memengaruhi empat desa di Kecamatan Kesamben, Wlingi, dan Binangun pada Jumat, 29 November 2024.

Bencana ini dirasakan warga di Desa Kemirigede, Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, serta Desa Kedungwungu, Kecamatan Binangun. Material longsor bahkan sempat menutup akses jalan kabupaten, memaksa petugas BPBD Blitar untuk segera turun tangan membersihkan jalan dan membantu korban.

Di Desa Kemirigede, Kecamatan Kesamben, longsor menghantam rumah milik Nur Taufik. Dinding dapur rumahnya jebol akibat material tanah yang terbawa longsor. Taufik menjelaskan bahwa longsor ini merupakan kejadian susulan setelah seminggu sebelumnya dinding dapur rumahnya retak akibat longsor pertama yang terjadi di tebing belakang rumah setinggi 15 meter.

“Sejak kemarin hingga hari ini, hujan lebat terus mengguyur desa kami, memicu longsor susulan. Sekitar seminggu lalu, longsor pertama sudah membuat dinding dapur retak,” ujar Taufik.

Kepala Dusun Kemirigede, Acen Indriyanto, mengatakan bahwa warga bersama perangkat desa bahu-membahu membersihkan material longsor di lokasi. Menurutnya, kondisi cuaca ekstrem saat ini mengharuskan semua warga untuk tetap waspada terhadap potensi bencana lanjutan.

Bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben, dan Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, yang mengakibatkan akses jalan utama terputus. Di Desa Pagergunung, longsor menutupi jalan kabupaten yang menghubungkan empat desa, termasuk Pagerwojo, Tapakrejo, dan Bumirejo. Akibatnya, warga harus memutar sejauh 10 kilometer melalui Desa Kesamben.

Beruntung, setelah dilakukan pembersihan, akses jalan di Desa Pagergunung dapat kembali dilewati pada Jumat pukul 11.00 WIB. “Pembersihan material longsor di jalan desa sudah selesai, dan jalan sudah bisa dilalui kembali,” jelas Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bertyanto.

Di Desa Ngadirenggo, longsor juga menutup jalan utama desa. Tebing setinggi 15 meter dan panjang 2 meter ambrol, menutupi badan jalan dengan material longsor setebal 50 cm dan lebar 2 meter. Beberapa pohon bambu dan bagian dapur rumah warga terbawa material tanah.

Di sisi lain, Desa Kedungwungu, Kecamatan Binangun, dilanda banjir yang menyebabkan pagar SDN Kedungwungu 02 roboh. Air merendam ruangan kelas hingga setinggi 50 cm dan menyebabkan sejumlah rumah warga terendam hingga lebih dari 60 cm.

Ivong Bertyanto, Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar, menyatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan tim untuk melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan perangkat desa untuk penanganan lebih lanjut.

“Kami juga telah memberikan bantuan berupa terpal dan sembako untuk meringankan beban warga yang terdampak,” tuturnya.

Seiring dengan cuaca ekstrem yang terus melanda, BPBD Kabupaten Blitar mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana lanjutan. Pihak desa dan warga setempat diharapkan terus bekerja sama dalam upaya mitigasi bencana agar dampak yang lebih besar dapat diminimalisir.

Pewarta. Andy

Tinggalkan Balasan