JATIM.KABARDAERAH.COM. KABUPATEN BLITAR – Mesilah 70 tahun, seorang wanita lansia asal Dusun Paldoyong, Desa Sambigede, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tak dapat menahan tangis saat keponakannya datang mengunjunginya di tempat pengungsian.
Di tengah deru air mata, ia mengungkapkan bagaimana bencana banjir bandang yang terjadi pada Sabtu malam (30/11/2024) merenggut segala harta benda yang ia miliki, termasuk rumah peninggalan orang tuanya.
“Hartaku habis semua, uang, baju di lemari, perkakas dapur ikut hanyut. Rumah tinggal hanya tinggal fondasi,” ujar Mesilah pada Minggu (1/12/2024), sambil terisak.
Harta yang hilang mencakup perhiasan emas 23 gram, uang tunai Rp 13 juta, serta berbagai barang penting lainnya yang ia simpan di rumahnya.
Mesilah bukan satu satunya korban. Banjir bandang yang datang begitu cepat, membawa lumpur, kayu, dan sampah yang menghancurkan rumah-rumah di Desa Sambigede.
Mesilah yang tinggal seorang diri, terpaksa meninggalkan rumahnya setelah air mulai masuk dan mengancam keselamatan. Beruntung, warga setempat segera mengevakuasinya ke rumah yang lebih aman.
“Dulu saya tinggal bersama ibu, namun setelah ibu meninggal, saya hidup sendiri. Saya bekerja di Surabaya dan menabung untuk masa depan, tapi sekarang semuanya hilang dalam sekejap,” tambahnya.
Menanggapi situasi darurat ini, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Blitar, Iwan D Winarto, mengatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) dan BPBD untuk membantu para korban. Dana stimulan sekitar Rp 30 juta akan segera dicairkan untuk membantu membangun kembali rumah yang roboh akibat bencana.
“Dana stimulan ini akan diberikan dalam bentuk uang tunai, sehingga warga bisa menggunakannya sesuai kebutuhan, termasuk untuk membeli material bangunan,” jelas Iwan saat meninjau lokasi bencana.
Selain itu, Dinsos Kabupaten Blitar telah menyiapkan dapur umum untuk membantu warga yang terdampak. Petugas juga bekerja sama dengan warga untuk membersihkan material banjir yang menyumbat lingkungan sekitar.
“Dapur umum akan kami dirikan selama tujuh hari, dan untuk sementara, kami juga menyediakan tenda darurat bagi dua rumah yang benar-benar roboh,” jelas Plt Kepala Dinsos, Mikhael Hankam Indoro.
Mesilah dan warga lainnya yang terdampak berharap bantuan cepat datang agar mereka bisa memulai kembali kehidupan mereka yang hancur akibat bencana tersebut. Sejak banjir bandang melanda, sebanyak dua rumah roboh, sementara 25 rumah lainnya terendam banjir dengan kedalaman 1 hingga 2 meter.
Mesilah, yang saat ini tinggal di pengungsian, tetap berharap ada keajaiban meski seluruh hartanya telah hilang. Ia tak bisa berbuat banyak selain menunggu bantuan yang dijanjikan. Banjir Bandang Terjang Blitar.
“Saya hanya bisa berdoa semoga ada yang membantu, supaya bisa membangun kembali hidup saya yang sudah runtuh,” pungkasnya.
Reporter. Andy