JATIM.KABARDAERAH.COM. MOJOKERTO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus meningkatkan upaya penanggulangan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Selain menutup tujuh pasar hewan selama 14 hari, Pemkab juga menggencarkan program vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak, khususnya sapi dan kambing, dari penularan virus PMK. Sebanyak 3.500 dosis vaksin telah disiapkan untuk mendukung program ini.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah, ribuan dosis vaksin ini diperoleh melalui bantuan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) yang disalurkan melalui Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Vaksinasi difokuskan pada sapi potong yang rentan terhadap PMK dan yang belum pernah divaksinasi sebelumnya.
“Vaksinasi ini sangat penting untuk mencegah penyebaran virus PMK agar tidak semakin meluas. Kami menargetkan vaksinasi untuk 3.500 dosis yang akan selesai hingga akhir Januari ini,” jelas Tutik.
Proses vaksinasi dilakukan oleh petugas vaksinator yang siap menyuntikkan vaksin ke ribuan sapi yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto.
Pada hari pertama vaksinasi massal, yang dilaksanakan pada Kamis, 16 Januari 2025, Disperta berhasil menyuntikkan 31 dosis vaksin untuk hewan ternak di Desa Segunung, Kecamatan Dlanggu.
Tidak hanya itu, Disperta juga membuka kesempatan bagi peternak lainnya yang ingin mengajukan vaksinasi untuk hewan ternaknya yang belum mendapatkan perlindungan. Vaksinasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh sapi dan kambing terhadap PMK, serta memutus mata rantai penularan virus yang tengah mewabah.
“Vaksinasi adalah cara yang paling efektif untuk mencegah PMK. Kami mengimbau peternak yang belum divaksinasi untuk segera mengajukan vaksinasi bagi ternaknya,” tambah Tutik.
Di sisi lain, Pemkab Mojokerto juga telah menutup tujuh pasar hewan yang tersebar di berbagai wilayah sejak Rabu, 15 Januari 2025 hingga 28 Januari 2025. Penutupan ini bertujuan untuk mencegah penularan lebih lanjut di tempat tempat yang rawan menjadi pusat pertemuan hewan ternak.
Tujuh pasar yang ditutup terdiri dari dua pasar yang dikelola oleh Pemkab, yaitu di Desa Ngrame, Pungging dan Pohjejer, Gondang, serta lima pasar yang dikelola oleh pemerintah desa, yakni di Desa Pandanarum, Pacet, Desa Beratkulon, Desa Mojodadi (Kecamatan Kemlagi); Desa Karangdieng (Kecamatan Kutorejo); dan Desa Sumbertebu (Kecamatan Bangsal).
Selain penutupan pasar, ketujuh pasar tersebut juga telah dilakukan disinfeksi untuk mencegah penyebaran virus PMK. Hingga saat ini, jumlah populasi sapi di Kabupaten Mojokerto mencapai 37 ribu ekor.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 357 ekor sapi telah terinfeksi PMK yang tersebar di 52 desa di 18 kecamatan. Sementara itu, 17 ekor sapi masih terdeteksi sakit, 18 ekor telah mati, 14 ekor dipotong paksa, dan 305 ekor lainnya telah sembuh,” pungkas Tutik.
Pewarta. Cahyo.