Bayar Pajak Lambat Kena Denda, Jalan Hancur Berantakan Tutup Mata

BANGKALAN.KABARDAERAH.COM- Berbagai cara dilakukan masyarakat Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, agar aspirasinya bisa tersampaikan.

Menanam pohon, menggelar teatrical pajang poster dengan tulisan yang beranekaragam pula dilakukan, hingga akhirnya baleho dipajang ditengah jalan.

Warga Kecamatan Modung, Arifin (39) mengatakan bahwa kondisi jalan poros kabupaten lintas selatan itu kondisinya rusak parah. Padahal kata Rifin, jalan Raya Modung itu menjadi penghubung antar Kabupaten, yakni Kabupaten Bangkalan dan Sampang.

“Jalan Modung yang dikenal dengan Jalur selatan ini merupakan penghubung Kabupaten Bangkalan dan Sampang,” ucap Arifin, Kamis (25/1/2018).

Aksi salah satu warga Modung tanam pohon pisang diruas jalan raya Modung. Tepatnya di Duko Desa Patenteng Kecamatan Modung Bangkalan

 

Disamping itu kata Rifin, Jalan tersebut layaknya kolam renang. Sebab, ketika musim hujan air menggenangi luas jalan akibat lubang yang lumayan dalam. Akibatnya, banyak pengendara roda dua berjatuhan.

“Ini kan jalan bukan kolam renang, kok bisa lubang itu dibiarkan, apalagi musim hujan, kemaren saja tiga orang terperosok dan terjatuh, sampai kapan?,” ujar Rifin dengan nada terkesan emosi dan geram.

Alumni Pondok pesantren Miftahul Ulum Al Islamy kedungdung bangkalan itu menceritakan, bahwa sejak Lima tahun trakhir kondisi jalan tersebut tidak terawat sekaligus tak diperhatikan oleh pemerintah.

“Hampir lima tahun gak ada apa apa, Saat ini masyarakat sudah resah kepada pemerintah, sampai menanam pohon ditengah jalan, pasang spanduk, itu semua keresahan warga, masak di biarkan ?,” pekik Rifin dengan raut wajah geram.

Tak hanya itu, laki laki yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Islami itu berharap agar pemerintah mulai dari tingkat desa (Kepala desa) dan kecamatan (camat) ikut andil memperjuangkan dan mengawal agar aspirasi masyarakat modung bisa tersampaikan dan menemukan kejelasan.

“Saya berharap agar Pemerintah, khususnya Kepala Desa, Camat ikut mengawal dan memperjuangkan aspirasi warganya, jangan dibiarkan, kasihan banyak roda dua terperosok dan terjatuh, belum lagi kendaraan yang harus selalu masuk bengkel disebabkan jalan yang buruk itu,” rintihnya.

Menurut Rifin, warga Modung saat ini sudah mulai merapatkan barisan memperjuangkan nasib Jalan yang ada diwilayahnya (tepatnya di duko’, Desa Lampanggeng Modung Bangkalan Red). Tak hanya itu, Rifin juga mempertegas atas nama warga Kecamatan Modung agar aspirasinya diterima.

“Apabila aspirasi kami tak didengarkan oleh pemerintah, lebih baik tutup saja atau kami nantinya yang akan menutup. Toh jalannya rusak parah kayak kolam renang lagi pada musim hujan,” tegasnya.

Pada kesempatan berbeda, Rasa kekecewaan kepada pemerintah disampaikan Syakroni (25) salah satu pemuda Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan, “Kami sangat kecewa terhadap pemerintah yang saat ini memimpin,” Ujarnya.

Menurutnya, warga Kecamatan Modung mempunyai hak untuk diperhatikan oleh pemerintah, “Kami masyarakat Modung punya hak yang sama dengan masyarakat di kecamatan lain, karena kita sama-sama membayar pajak, tidak sepantasnya pemerintah menutup mata,” tandasnya.

Kata Syahroni, tidak hanya lembaga Eksekutif yang harus bertanggung jawab. Namun, Lembaga Legislatif juga harus memperjuangkan hak rakyat yang diwakilinya.

Diakhir katanya, Roni sapaan akrabnya mendoakan bupati Bangkalan, “Saya berharap kepada pemerintah bangkalan terutama kepada Bapak Bupati yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya agar husnul khotimah,” Pungkasnya.

Untuk mendapatkan jawaban terkait aspirasi masyarakat Modung, Kabardaerah mencoba konfirmasi terhadap pihak  pihak yang membidangi, Yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Namun, sampai berita ini diturunkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bangkalan belum bisa di konfirmasi. beberapa kali disambangi kekantornya selalu tidak ada ditempat.

Sekedar diketahui, jalan raya Modung  yang  rusak parah  diantaranya terdapat pada daerah yang melintasi Desa Patenteng, Langpanggang, Pangpajung dan Serabi Barat.

(Sdi/ril)

Tinggalkan Balasan