Kasus Meninggalnya Siswa MTs di Blitar Polisi Dalami dengan Memeriksa 22 Saksi

Oplus_131072

 

JATIM.KABARDAERAH.COM. POLRES BLITAR KOTA – Kasus tragis tewasnya M. Keisa Anwar Alfairus, siswa kelas 8 MTs Plus Al Mahmud, yang diduga akibat dilempar dengan kayu berpaku oleh gurunya, kini telah memasuki tahap penyidikan yang lebih mendalam. Polres Blitar Kota telah memeriksa 22 orang terkait insiden ini, termasuk terduga pelaku.

Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Blitar Kota, Kompol I Gede Suartika, mengonfirmasi bahwa proses penyidikan telah berjalan dan pihaknya telah mengumpulkan banyak keterangan dari saksi saksi.

“Kita sudah melakukan proses penyidikan, jadi bukan lagi penyelidikan. Sampai sekarang, kita telah memeriksa 22 orang saksi,” ujar Kompol Gede dalam konferensi pers pada Senin, 7 Oktober 2024.

Sebagai bagian dari penyidikan, tim kepolisian bersama Tim Medis RS Bhayangkara Kediri telah melakukan ekshumasi makam korban pada Jumat, 4 Oktober 2024, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok.

Proses autopsi dimulai pada pukul 06.00 WIB, dan saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil dari pemeriksaan tersebut.

“Seperti yang teman teman ketahui, kita telah melakukan proses ekshumasi. Sekarang, kita masih menunggu hasilnya,” jelas Kompol Gede.

Ia menambahkan bahwa pihaknya belum dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai penetapan tersangka, karena hasil ekshumasi masih ditunggu.

M. Keisa Anwar Alfairus, berusia 13 tahun, meninggal dunia setelah mengalami cedera serius akibat insiden yang terjadi pada Minggu, 15 September 2024.

Korban sempat dilarikan ke RSUD Srengat Blitar sebelum dirujuk ke RSUD Kabupaten Kediri, namun sayangnya, nyawanya tidak tertolong dan ia meninggal dunia pada 17 September 2024.

Pihak yayasan MTs Plus Al Mahmud mengklaim bahwa kejadian ini merupakan sebuah kecelakaan. Menurut mereka, seorang ustaz sedang membersihkan area sekolah dan secara tidak sengaja membuang kayu berpaku yang mengenai kepala Keisa.

Namun, pernyataan ini berbeda dengan keterangan yang diperoleh oleh pihak kepolisian. Menurut investigasi, ustaz tersebut melempar kayu berpaku ke arah kerumunan siswa yang sedang bermain badminton saat memasuki waktu sholat dhuha, dan kayu tersebut mengenai Keisa secara tidak sengaja.

Kasus ini mencuri perhatian publik dan memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat. Dengan masih adanya proses penyidikan yang berlangsung, harapan agar keadilan dapat ditegakkan tetap ada.

Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya di balik tragedi ini demi kepentingan semua pihak.

Semua pihak diharapkan bersabar menunggu hasil penyidikan yang sedang berjalan, dan menjaga suasana kondusif di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan perhatian di lingkungan pendidikan, serta perlunya komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua,” pungkas Kompol I Gede Suartika.

Pewarta. Andy

Tinggalkan Balasan