JATIM.KABARDAERAH.COM. SUMENEP – Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Masalembu, Rahmat Rahim menegaskan bahwa kaburnya kapal brondong asal Lamongan yang sempat berlabuh di pelabuhan setempat tidak ada kaitannya dengan kelalaian atau kesengajaan dari petugas. Hal ini disampaikan Rahmat Rahim untuk memberikan klarifikasi terkait insiden yang memicu perhatian publik, khususnya masyarakat nelayan di Kepulauan Masalembu.
Rahmat menjelaskan bahwa kejadian tersebut bermula saat pihaknya menerima informasi bahwa salah satu anak buah kapal (ABK) kapal brondong mengalami sakit kritis, yaitu patah tulang.
“Kita segera mengajukan izin kepada Dinas Perhubungan untuk menggunakan pelabuhan sebagai tempat kapal brondong sandar sementara waktu,l agar ABK yang sedang sakit dapat diturunkan,” ungkapnya saat dihubungi oleh Jurnalis Sabtu (15/2/2025).
Setelah mendapatkan izin, pihak UPP Masalembu bergerak cepat untuk memberikan pertolongan kepada ABK yang membutuhkan perawatan segera. Rahmat menambahkan bahwa petugas juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan puskesmas setempat untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar. Sebuah ambulans pun segera datang untuk menjemput ABK yang mengalami cedera serius tersebut dan membawanya ke puskesmas terdekat.
Setelah ABK yang sakit berhasil diturunkan dan mendapatkan penanganan medis, kapal brondong diminta untuk berlabuh sementara karena KM Sabuk Nusantara 92 hendak melakukan sandar. Meskipun awalnya kapal brondong menolak, setelah penjelasan diberikan mereka akhirnya bersedia untuk menunggu agar kapal Sabuk Nusantara 92 bisa berlabuh dengan aman.
“Kami memastikan kapal KM Sabuk Nusantara 92 bisa sandar dengan lancar, dan pada saat yang bersamaan, ABK yang sakit segera dibawa ke puskesmas, sementara 19 ABK lainnya yang terlibat kecelakaan juga mendapat perhatian ,” jelas Rahmat.
Namun, setelah KM Sabuk Nusantara 92 melanjutkan perjalanannya dan ABK yang sakit dirujuk ke Surabaya, sejumlah petugas, bersama nelayan Masalembu, turun untuk memeriksa kapal brondong yang masih berlabuh. Namun saat petugas hendak mendekati kapal tersebut, kapal brondong tiba tiba berusaha meninggalkan pelabuhan dan melarikan diri.
“Kemungkinan kapal tersebut panik dan berusaha kabur. Namun saya tegaskan tidak ada unsur kesengajaan dari petugas untuk membiarkan kapal itu melarikan diri,” tegas Rahmat.
Menurut Rahmat, pada saat awal insiden, petugas memang tidak memeriksa dokumen administrasi kapal brondong tersebut karena prioritas utama mereka adalah memberikan pertolongan kepada ABK yang sedang sakit kritis.
“Keamanan kapal dan administrasi bukanlah fokus utama pada saat itu. Kami lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan ABK yang membutuhkan bantuan segera,” tambahnya.
Saat ini, Kantor UPP Masalembu yang dipimpin Rahmat Rahim telah melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak pihak terkait di Kabupaten Lamongan dan Sumenep untuk menangani masalah ini secara tuntas, guna menghindari kesalahpahaman lebih lanjut dan memberikan kepastian kepada masyarakat nelayan di Kepulauan Masalembu.
Dengan langkah langkah ini, diharapkan situasi yang memicu kekhawatiran ini dapat segera diselesaikan dengan baik dan transparan.
Pewarta. Amiin.