SITUBONDO.KABARDAERAH.COM – Apel Peringatan Hari Ibu (PHI) dan Hari bela negara yang diselenggarakan di alun-alun Kota Situbondo di ikuti Sekitar 300 peserta upacara, Jum’at (21/12/2018)
Dalam upacara tersebut di ikuti oleh Kapolres Situbondo AKBP. Awan Hariono S.H.,S.I.K.,M.H., Dandim 0823 Situbondo Letkol Inf Ahmad Juni Toa S.E.M.I.Pol,Kajari Kabupaten Situbondo Nur Slamet S.H M.H., Sekda Situbondo Drs Syaifullah, Dandodiklatpur Rindam V Brawijaya Letkol Inf. Eko, Puslatpur Mar 5 Baluran kapten Mar I . Nengah, Ketua DPRD Situbondo Basori Son haji S.H M.H, Pimpinan OPD(Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Situbondo, Ibu Bhayangkari, Persit dan PKK.
Selain itu, dalam amanatnya Komandan Kodim 0823 mengatakan pertahanan keamanan bangsa telah semakin jauh memasuki era robotic, dengan adanya itu perlu kesiapan seluruh masyarakat menghadapi era robotika, dimana ratusan ribu jenis pekerjaan manual akan digantikan oleh teknologi teknologi secara tidak mungkin hal tersebut diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat tergantung ketersediaan alat koneksi jaringan dan listrik.
“Tugas bela negara tentulah bukan tugas yang sepele perlu kesadaran dari masing-masing masyarakat untuk memberikan tauladan kepada penerus bangsa, dari yang memuat akan berita ini hingga yang menjadi teladan masyarakat kita semua mampu membawa indonesia mandiri dan makmur akan berkepribadian dalam kebudayaan.”Ucap Dandim Juni Toa selaku Inspektur Upacara
Lebih lanjut, Ibu Ketua PKK Kabupaten Situbondo Hj. Ummi Kulsum mengatakan peran kaum ibu itu sebagai peran untuk pembangunan, baik dari tingkat keluarga dan anak-anak untuk mengarahkan ke sesuatu yang baik dan peran kaum ibu sama pentingnya dengan kaum pria.
“Peran ibu sebenarnya sejajar dengan kaum pria meski peran ibu dalam hal kecil seperti di dalam keluarga.” Tandasnya
Sementara Dandim Juni Toa menambahkan peringatan hari ibu yang ke 90 ini suatu hari ibu indonesia lahir dari pergerakan bangsa indonesia dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan indonesia menjadi bagian untuk meraih kemerdekaannya, keterlibatan perempuan dibuktikan bahwa kongres perempuan pertama tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan indonesia.
“Arti dan makna hari ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia, untuk itu sebagai aspirasi atas gerakan yang bersejarah hari nasional bukan sebagai hari libur perempuan indonesia, masa kini telah perempuan yang sadar dan memahami, memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki.” Tambahnya
(Uday)
