Relawan Dengan Seribu Kegiatan Harus Menggunakan Biaya Sendiri Demi Sang Calon.

JATIM. KABARDAERAH.COM. JEMBER_  Politik menurut Aristoteles merupakan medan mulia untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Politik juga bisa membuat masyarakat menikmati kebahagiaan yang dicita – citakan. Sebagaimana hari raya kurban.

Didalam politik tersimpan keikhlasan yang luar biasa dan pengorbanan diri untuk kebaikan bersama.
Para pejuang politik atau yang biasa di sebut dengan relawan seharusnya tidak meminta pamrih atas kinerjanya sampai bisa dimanfaatkan oleh pihak – pihak tertentu hanya untuk kepentingan sang calon.

Para relawan tak butuh pujian dan tepuk tangan dari sang calon tak butuh dianggap hebat dan waw, sebagaimana kita ber qurban di hari raya idul adha tak membutuhkan itu semua kecuali di terimanya kurban kita oleh allah SWT.
Sayang konsep kita mulia dari politik sudah kian memudar akibat ambisi yang berlebihan fasilitas duniawi yang jadi tuntutan dan kepentingan yang sudah keluar dari cita – cita mulia.
Korupsi,berkelahi, saling tebar fitnah, saling menghujat, saling mengumpat, saling menebar janji, saling sikut dan sikat,saling gosok gesek dan gasak adalah fenomena berpolitik yang kita saksikan tiap hari terutama di media sosial dan juga televisi.

Tentunya ini jauh dari kata mendidik bagi generasi muda bangsa Indonesia yang dulu dikenal sebagai masyarakat ramah dan penuh nilai budaya.Dari semua fenomena tersebuat yang menjadi korban terbesar adalah rakyat, beberapa tahun terahir ini kita rakyat Indonesia sebetulnya sudah terbiasa dengan tebar janji – janji para kandidat terutama pada perhelatan pilkada yang akan di laksanakan serentak di seluruh Indonesia. Dari semua calon yang akan menjadi seorang pemimpin tentunya punya janji kepada para pemilih sampai dengan di manfaatkan tenaga dan pikiran nya hanya untuk mendapatkan janji dari sang calon.

Mereka berani mengumbar janji dan juga berani
mengingkarinya persis seperti shakespaere “dia berani berjanji dengan janji, dia berani bersumpah dengan sumpah dan dia pun berani mengingakarinya” kenapa sang calon berani berjanji karena dan masyarakatnya pun masih suka di beri janji dan di ingkari jawabanya adalah hanya karena untuk menarik simpati bahkan seringkali janji – janji tersebut tidak masuk akal dan bukan pada wewenangnya dalam merealisasikan kala nanti dirinya sudah terpilih.

Nah pada pilkada 2020 nanti yang baik berjanji maupun yang menerima janji adanya baiknya kita sepakati bahwa “ tak perlu percaya kepada janji – janji yang di berikan karena itu hanya omong kosong belaka. Yang berjanji jika punya hati pastinya akan malu sendiri dan yang di janjikan jangan terlalu percaya pada janji pastinya akan mudah frustasi dan mengeluarkan kebencian. Karena seekor kambing yang harganya diatas 1,5 juta dan hanya di nikmati dalam waktu beberapa hari sedangkan dirimu hanya di hargai 100rb sampai dengan 200rb untuk 5 tahun.

Seribu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan biaya sendiri sehingga menghabiskan biaya jutaan rupiah hanya untuk supaya sang calon bisa bangga terhadap pengorbanan kita tapi apakah sang calon pun berani berkorban demi kita para relawan yang telah mengorbankan ide, pikiran dan tenaga kita?

Pewarta_ Fadil indrawan

Tinggalkan Balasan