Suku Baduy Nabi Yang diutus Untuk Menjaga Alam Tuhan ini

(Foto/Istimewa KD)

KABARDAERAH.COM– Orang Baduy adalah salah satu suku yang ada di pedalaman Banten, Jawa Barat. Mereka sekelompok orang yang masih kuat mempertahankan tradisi dan budaya nenek moyangnya mereka.

Kehidupannya masih sangat tradisional, alamnya juga masih terjaga dan natural. Di sana, tidak ada alat transportasi masuk, tidak ada listrik, tidak ada HP apalagi kulkas. Mereka hidup serba alami dan apa adanya. Mereka adalah Nabi yang diutus tuhan untuk menjaga alam ini.

Mereka menjaga alam dan alam juga menjaga keseharian mereka, mereka merawat alam, dan alam yang juga merawat keseharian mereka. Buktinya, mereka bisa bertahan hidup hingga saat ini serba dari alam, mereka juga belajar dari alam. Makan, minum, dan obat obatannyapun dari alam sekitar mereka. Kebutuhan sandang, papan dan pangan mereka semua terpenuhi dari alam sekitar tidak ada bantuan alat tehnologi lainnya.

Membuat baju atau pakian serta aksesoris hidup lainnya, mereka memanfaatkan hasil alamnya yang kemudian di tenun dan dijahid sendiri. Untuk membuat tempat tinggal, mereka memanfaatkan kayu alam dan bambu alam sekitar yang kemudian diikat dengan bahan alami juga. Rumahnya tidak boleh dipaku, apalagi di cat atau dikasih tembok layaknya rumah modern lainnya.

Mereka hanya memanfaatkan akar yang kemudian dijadikan pengikat. Urusan kebutuhan makan sehari hari, mereka bertani di ladangnya sendiri tanpa merusak lingkungannya. Tatacaranya sangat tradisional dan sangat organik, lingkungan mereka tetap terjaga. Buktinya, untuk meratakan tanah saja yang mau ditanami padi atau tanaman lainnya, mereka tidak mau, alasannya itu bisa merusak alam.

Indikator kekayaan orang baduy adalah banyaknya lumbung padi. Bapak Jaro Kenikes saat dapat kunjungan dari Peace Train Indonesia yang ke 7 mengatakan, kalau masalah pangan di baduy tidak akan kurang, seklipun akan ada krisis pangan di indonesia atau paceklik sampai 20 tahun lamanya di indonesia, suku baduy tidak akan mengalami kekurangan pangan.

Daya tahan hasil pertanian mereka yang berupa padi, bisa sampai 25 tahun dan tidak akan rusak. Karena pola pertanian mereka sangat organik. Tidak memakai traktor apalagi pestisida, tidak samasekli.
Orang baduy mempunyai pandangan, kalau alam ini ibaratkan manusia. Ia mempunyai Kepala, Kaki, Tangan dan anggota tubuh lainnya. Jika kita merusak salah satu dari anggota tubuhnya, maka akan sakit atau bisa menjadi bencana alam, seperti gempa, sunami dan lain sebagainya.

Tanah di Banten menurut penglihatan orang Baduy adalah dadanya, makanya mereka berusaha menjaganya hingga saat ini. Pak jaro kenikes salah seoarang baduy menceritakan kembali, kalau pada tahun 2010 lalu, salah satu orang baduy diundang untuk melihat lumpur lapindo dan melakukan ritual disana, ternyata setelah dilihat, yang dirusaknya adalah mengenai sesuatu yang sangat sensitif dari tubuh alam yaitu kakinya. Hingga ada semburan lapindo yang kemudian jadi bencana Alam.

Diantar anggota tubuh alam yang sudah terbaca oleh suku baduy tangannya alam ini ada gunung Gendeng dan itu harus dijaga. Pak jaro kenikes juga menyampaikan pesan kepada generasi muda agar senantiasa menjaga alam, menjaga keseimbangan alam sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Namun sebelum melangkah menjaga alam terlebih dahulu belajar menjaga diri.

Prinsip yang harus ditanamkan dalam diri pemuda terkait dengan alam adalah panjang tidak boleh dipendekin, pendek ya juga tidak boleh dipanjangan. Menggunakan alam ini apa adanya.

Selain itu, ia juga berpesan untuk pemuda saat ini agar lakrak selagi likrik, agar nanti setelah tua bisa lukruk. Artinya selagi masih muda, maka harus pintar menabung agar enak dimasa tua.

Oleh: Ahmad Nur
Pemuda asal Desa Lerpak,Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan