Polisi Lakukan Reka Ulang  Mutilasi Guru Tari Kediri

KEDIRI,KABARDAERAH.COM-  Kepolisian daerah Jawa Timur menggelar rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi terhadap korban Budi Hartanto (28) warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Dalam rekonstruksi tersebut terlihat warga memadati lokasi pembunuhan Budi Hartanto di Jalan Surya, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Rabu (24/4/2019). Warga berbondong- bondong datang untuk menyaksikan rekonstruksi kasus pembunuhan dengan disertai mutilasi tersebut terjadi.

Dalam rekonstruksi tersebut petugas kepolisian membawa dua pelaku Aris Sugianto dan Azis Prakoso. Terhitung ada 38 reka adegan yang diperagakan oleh pelaku dalam menghabisi korban. “Ada 38 reka adegan rekonstruksi. Dimana dalam rekonstruksi ini terdapat tiga titik lokus kejadian yaitu di Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar,” ujar Frans Barung Mangera, Kabid Humas Polda Jatim kepada wartawan saat dikonfirmasi di lokasi TKP.

Menurut Frans, diadegan 11 dan 12 lah yang menjadi puncak dari adegan pembunuhan itu terjadi.

“Pembunuhan sekaligus mutilasi ada di Jalan Surya, Desa Sambi tempat Aris berjualan nasi goreng. Setelah dibunuh, mayat korban dimasukkan ke dalam koper. Namun karena koper tersebut tak bisa menampung keseluruhan mayat korban. Disinilah akhirnya pelaku memotong kepala korban (mutilasi) yang akhirnya antara tubuh dan kepala itu dibuang ditempat lokasi yang berbeda,” ungkapnya.

Diketahui tubuh korban di buang di bantaran sungai “Temas Lama” Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar pada Rabu (3/4). Sedangkan untuk kepala korban ditemukan 9 hari kemudian pada Jum’at (12/4). Potongan kepalanya ditemukan dalam kondisi membusuk di sungai di daerah Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

Motif Pembunuhan,
Frans Barung menjelaskan motif dibalik pembunuhan itu terjadi karena hubungan asmara antara korban dengan Aris Sugianto. Aris pada saat itu menghubungi korban untuk datang di warungnya melalui pesan singkat jejaring sosial dan memberikan share lock (keberadaan Aris pada saat itu, Red). Setelah korban datang, keduanya pun melakukan hubungan intim di lokasi warung tempat Aris menjual nasi goreng. Namun pemicu kematian korban terjadi karena Aris enggan membayar uang kepada korban sebagai jasa pelayanan.
Berawal dari itu, percekcokanpun terjadi. Dimana korban memaki-maki Aris karena tak mau membayarnya. Azis yang berada disitu akhirnya menghampiri korban untuk menyuruhnya diam lantaran waktu sudah menunjukkan larut malam (pukul 23.00 Wib,

Korban yang sudah dalam keadaan marah tiba-tiba menampar Azis. Azis yang tidak terima dengan perlakuan korban akhirnya membalas. Hingga korban pada akhirnya mengambil parang yang ada didekatnya dan berusaha membacokan ke tubuh Azis. Namun usaha yang dilakukannya itu gagal lantaran mampu ditangkis oleh Azis. Azis yang berhasil menguasai parang tersebut akhirnya membacokan balik ke korban. “Dibacoklah itu ke korban hingga beberapa kali. Sedangkan Aris yang sebelumnya hanya diam menyaksikan akhirnya bergerak dengan menyumpal mulut korban dengan mengenakan sebuah kain hingga korban pun maninggal dunia karena kehabisan nafas,” beber Frans.

Menjadi pertanyaan publik. Lantas mengapa Azis tiba-tiba bisa berada di warung milik Aris. frans Barung mengungkapkan, Aris dan Azis ini hubungannya adalah teman. Aris pada saat itu mengajak Azis untuk bermain di tempat warungnya tersebut. Sedangkan Azis sebenarnya sama-sekali tidak mengenali korban, melainkan Aris lah yang mengenali korban. Perkenalan keduanya berlangsung sejak Juli 2018 melalui media sosial.

Dikatakan oleh Frans Barung, bahwa kedua pelaku ini melakukan pembunuhan ini dilakukan secara spontanitas. “Kepolisian hingga kini masih belum menemukan unsur pembunuhan ini. Karena ini sifatnya spontanitas dari transaksional antara pelaku dan korban yang tidak terbayarkan itu tadi,” terangnya.

 

(Min)

Tinggalkan Balasan