SITUBONDO.KABARDAERAH.COM –Antisipasi dini terkait penyebaran game, yang seharusnya tidak untuk dikonsumsi oleh pelajar, agar tidak merusak pola pikir generasi penerus bangsa, tim gabungan Polres Situbondo terjun ke sekolah-sekolah melakukan pemeriksaan terhadap handphone Siswa-siswi di sekolah SMA dan SMK di Kabupaten Situbondo, Jum’at (09/08/2019)
Sementara, dalam pengecekan oleh tim gabungan Polres Situbondo tersebut, mendapati puluhan handphone Siswa-siswi berisi konten-konten video pornografi dan gambar-gambar tak senonoh.
Selain itu, dikonfirmasi terpisah oleh awak media Kapolres Situbondo AKBP Awan Hariono, S.H., S.I.K., M.H. menyampaikan razia Hand Phone yang dilakukan oleh Satbinmas dan Tim Cyber Poles Situbondo tersebut di SMA / SMK yang berada di wilayah Situbondo, berlatar belakang dari kejadian di Jakarta terkait grooming game
“Razia ini menindak lanjuti kejadian yang di jakarta perihal game online tepatnya Grooming game, dimana siapapun yang mendownload game tersebut akan dikirimi gambar – gambar porno dan meminta si pengguna juga mengirimkan gambar pornonya yang kemudian di share lagi ke pengguna game lainnya,” Jelasnya
Kapolres Awan menambahkan, kegiatan tersebut untuk menghindari eksploitasi seksual kepada pelajar di tingkat SLTA.
” Dalam razia kali ini Polres Situbondo terus akan inten melakukan pengecekan handphone kepada siswa-siswi, tujuannya yakni deteksi dini untuk pelajar, agar menghindari situs-situs yang seharusnya tidak harus mereka lihat dan hasil kali ini juga akan disampaikan ke Bupati Situbondo, untuk melakukan pengecekan tidak hanya tingkat SLTA namun sasarannya juga SLTP, ” Tambah Kapolres Awan
Kasubag Humas Polres Situbondo IPTU Nanang Priambodo mengatakan dalam razia tersebut difokuskan mengecek galeri foto maupun video dan pencarian google, Sasarannya adalah siswa maupun siswi yang menyimpan foto maupun video porno atau pencarian internet yang mengandung pornografi.
“Dari hasil razia di 2 sekolah ditemukan 41 handphone milik siswa yang berisikan konten pornografi berupa foto-foto maupun video dan juga history situs-situs, yang berisikan konten pornografi dan siswa-siswi yang kedapatan menyimpan konten-konten tersebut, diserahkan ke sekolah untuk dilakukan pembinaan dan konseling.” Pungkasnya
Reporter : Uday
