Ketua Lesbumi PBNU : 17 Agustus Adalah Kemerdekaan Bangsa bukan Republik

KEDIRI.KABARDAERAH.COM– Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kyai Agus Sunyoto menyebut bahwa tanggal 17 Agustus 1945 adalah kemerdekaan Bangsa Indonesia bukan Republik Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat memberi wejangan Dialog Kebangsaan menyambut hari kemerdekaan ke 73 di Sanggar Budaya Sasono Panji Saputro Situs Bung Karno Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, Kamis (16/8) malam. Menurutnya, penggunaan istilah Kemerdekaan Republik Indonesia adalah keliru dan tanpa sejarah.

“Kemerdekaan itu jelas kemerdekaan bangsa. Karena yang dijajah adalah bangsa kita, bukan republik. Dalam proklamasi pun dijelaskan lengkap, menyebut bangsa Indonesia bukan atas nama Republik Indonesia. Kalau kemudian tiba-tiba muncul istilah dirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia, itu dari mana? Gak ada sejarahnya,” jelas Kyai Agus.

Dalam sejarah, menurut Kyai Agus, Negara Republik Indonesia baru terbentuk pada tanggal 18 Agustus 1945. Sementara, yang dijajah di Indonesia adalah bangsanya, karena Negara Indonesia belum berdiri. “Setelah bangsa ini merdeka pada tanggal 17, baru tanggal 18 Agustus-nya mendirikan Negara Indonesia,” tandas Kyai Agus.

Namun faktanya, lanjut Kyai Agus bangsa Indoenesia sesungguhnya belum merdeka. Menurutnya, bangsa Indonesia masih dijajah dengan sistem baru yang pernah disebut oleh Ir Soekarno dengan istilah Neo Kolonialisme Imperialisme atau yang dikenal dengan sebutan Nekolim.

“Pada tahun 1930 saat Bung Karno sudah menyebut bahwa para penjajah akan merubah penjajahan dengan model baru. Model penjajahan baru adalah bangsa asing datang ke Indonesia cukup membawa modal mendirikan perusahaan dan menjadikan warga negara Indonesia hanya menjadi kuli,” jelas Kyai Agus.

Dengan penjajahan model baru ini, menurutnya adalah usaha menghapus identitas bangsa. “Dengan terhapusnya identitas, maka akan melancarkan proyek globalisasi. Maka marilah di tengah kemerdekaan ini, kita perkuat pemahaman kebangsaan Indonesia,” katanya.

Kar

Tinggalkan Balasan