Menyambut Hari Bhayangkara Ke- 73 Dan Hari Jadi Kabupaten BlitarJajaran Forkompinda Kompak Main Ludruk.

BLITAR,KABARDAERAH.COM-  Kesenian jawa timur ludruk sangat populer pada masa era 80 an hingga 90 an.Kesenian ini mayoritas pemainnya pria semua.Hingga tahun 2000 an kesenian ini bangkit dengan modern dengan pemainnya mulai anak anak hingga orang tua.

Kembali dihadirkan Ludruk khas Blitar berjudul”Ragil Kuning” berhasil memukau warga Blitar Kamis (11/7/2019).

Kesenian Ludruk yang diperankan Bupati Blitar Rijanto dan Forkopimda itu berhasil memikat ribuan warga Blitar yang datang.

Acara yang digelar dalam memperingati Hari jadi kabupaten Blitar dan Hari Bhayangkara ke 73.Adapun pemainnya antara lain Bupati Rijanto sebagai Demang Banjarsari, Kapolres Blitar sebagai Prabu Amiluhur, Kapolres Blitar kota sebagai Lurah Banjarsari, Dandim 0808/Blitar sebagai Patih, Danyon 511/Dy sebagai Manggala Yudha, Kepala Pengadilan Negeri sebagai Juru Pengadil dan Kepala Kejaksaan Negeri sebagai Jaksa Negeri.

Mengisahkan Ragil Kuning yang diperankan Bupati, Forkopimda dipenuhi dengan guyonan serta canda dan gurauan.
Narasi serta adegan lucu kerap muncul dari mereka.

Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha yang sebagai Prabu Amiluhur. Begitu menghibur penonton ketika beradu akting dengan Kepala Pengadilan, Kepala Kejaksaan dan Danyonif 511. Canda dan gurauan mereka mengundang gelak tawa para penonton yang hadir.

Bupati Rijanto pun begitu menikmati perannya dengan sering memunculkan guyonan yang menggelitik bersama lawan mainnya, Lusy Brahman sebagai istri Demang Banjarsari.

Pagelaran ludruk Blitaran didukung oleh pelawak Cak Joni sebagai Batur, Megawati sebagai Ragil Kuning dan Lusy Brahman sebagai garwa Demang Banjarsari.

Kisah Ragil Kuning bercerita tentang Prabu Amiluhur yang ingin menjadikan anaknya Panji Asmoro Bangun untuk menjadi seorang raja.Setelah ditunjuk menjadi raja,Panji Asmoro Bangun malah pergi dari kerajaan pergi ke desa dan menyamar sebagai seorang petani.

Adik Panji Asmoro Bangun, Ragil Kuning terus mencari keberadaan sang kakak.Setelah ketemu,Panji Asmoro Bangun kembali pulang ke kerajaan.
Dalam penyamarannya sebagai petani,dia ingin tahu kehidupan dengan nyata apa sebenarnya kebutuhan rakyatnya.  (Andy)

Tinggalkan Balasan