Omset Puluhan Juta Dikantongi Pria Asal Kediri Dari Bunga Angrek, Apa Rahasianya?

Terlihat bunga angrek yang ditekuni Tri hingga berkembang menjadi usaha dan mampu meraup omset puluhan jutaan rupiah (Foto/Kar KD)

KEDIRI.KABARDAERAH.COM– Kecintaan pada bunga anggrek mendorongTri Hadi Mulyono membuka usaha “Rahma Orchids”. Setelah 9 bulan berjalan, usaha budidaya anggrek itu menuai omzet hingga puluhan juta rupiah.

Tri Hadi Mulyono menekuni budidaya anggrek setelah melihat potensi pasar yang besar. Apalagi, harga anggrek cenderung stabil dari tahun ke tahun. Selama 9 bulan, dia kerap melakukan penyilangan anggrek untuk mendapatkan varietas baru. “Setelah 9 bulan jalan, anggrek itu dari tahun ke tahun harganya paling stabil, artinya setiap tahun untuk harga mengalami kenaikan dan jarang sekali harga turun,” kata Tri.

Bisnis bunga anggrek yang ditekuni Tri terletak di Jalan Kawi Gang 2 Kota Kediri. Saat ini dia telah memiliki berbagai varian seperti anggrek bulan, cattleya, dan yang paling banyak adalah jenis anggrek dendrobium.

Harga yang ditawarkan juga bervariasi. Untuk anggrek dendro dijual dengan harga Rp. 50.000 – Rp 60.000 per bunga, anggrek bulan Rp 100.000 – Rp 500.000, dan anggrek jenis cattleya dijual dengan harga Rp 175.000 – Rp 1.000.000 bahkan bisa lebih tergantung kualitas dari bunganya.

Tri Hadi mengaku, tantangan menjalankan bisnis anggrek adalah ada pada perbanyakan penanaman. Pasalnya, untuk menghasilkan satu tanaman anggrek yang berkualitas tak semudah menanam tanaman hias lainnya. Hal ini dikarenakan pada saat pembibitan dari kecil hingga siap berbunga memerlukan waktu cukup lama yaitu kurang lebih selama 2 tahun.

“Kalau hanya pembesaran sih mudah tidak melalui proses pembibitan dari biji, dan itu sangat cepat hanya butuh waktu 6 bulan saja batang anggrek sudah bisa besar dan mampu berbunga. Selain itu, dalam menanam tanaman anggrek juga harus dilakukan di tempat yang steril agar menghasilkan tanaman anggrek yang berkualitas super,” jelasnya.

Tri mengakui, omzet bisnis anggrek luar bias. Ini tak lepas dari minat masyarakat Kediri yang banyak menggemari anggrek, terutama dendrobium.  Dalam sebulan saja, rata-rata penghasilan kotor yang didapat bisa mencapai puluhan juta rupiah. “Sejauh ini kami rata-rata masih mampu menjual hingga 400 – 500 pot saja. Jika jumlah itu dikalikan dengan harga anggrek, penghasilan tersebut yang kami dapat. Sedangkan kami juga menargetkan bahwa nantinya penjualan anggrek bisa tembus hingga mencapai 1.000 tanaman per bulannya. Dan itu salah satu target yang ingin kami capai,” ungkapnya.

(Kar/S.A)

Tinggalkan Balasan