Kemah Anak Nusantara, Ramaikan Kemerdekaan Bersama Anak-Anak di Dawuhan Sengon

KEMAH ANAK NUSANTARA RAMAIKAN KEMERDEKAAN BERSAMA ANAK ANAK DI DAWUAN SENGON

 

PENULIS : Nur Elifianita Susanti

 

Nur Elifianita Susanti

 

Momentum kemerdekaan di Desa Dawuhan Sengon, Purwodadi, Kabupaten Pasuruan dimeriahkan dengan kegiatan berjudul Kemah Anak Nusantara, Wujudkan Indonesia Maju dan Berbudaya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh rekan-rekan Sanggar Budaya Anak Nusantara atau yang akrab disapa Sanggar Buana pada tanggal 15 hingga 17 Agustus 2020.

Tawa bahagia tampak pada wajah anak-anak di Desa Dawuhan Sengon ketika mengikuti setiap kegiatan yang tentunya tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dengan menggunakan masker dan handsanitizer. Apalagi ketika mendapatkan hadiah dari suatu perlombaan. Pasalnya saja mereka belum pernah merayakan 17 Agustusan dengan kegiatan yang meriah karena kondisi desa yang terisolasi.

Desa Dawuhan Sengon merupakan desa terisolasi karena berada di tengah-tengah wilayah Perhutani. Butuh waktu lebih dari 1 jam untuk sampai disana dengan medan berbatuan yang cukup sulit dilewati. Hanya terdapat 22 KK yang mendiami desa ini.

Bahkan untuk mendapatkan air dan listrik warga desa secara kolektif harus menyalur dari desa-desa lain. Ditengah pandemic Covid-19 pembelajaran yang umumnya dilakukan secara daring di wilayah lain terpaksa dihentikan bagi anak-anak Dawuhan Sengon. Bagaimana tidak, untuk akses internet saja sangat sulit ditambah dengan tidak banyak warga yang memiliki smartphone sebagai kebutuhan utama pembelajaran daring.

Meskipun demikian dengan adanya Kemah Anak Nusantara ini, anak-anak Dawuhan Sengon tetap dapat belajar dan mengenal kebudayaan Indonesia sembari memeriahkan 17 Agustusan. Selain memeriahkan peringatan HUT RI yang ke-75 kegiatan ini juga bertujuan untuk untuk tetap melestarikan kebudayaan Indonesia di tengah-tengah Pandemi Covid-19. Khususnya kepada anak-anak Dawuhan Sengon.

Hal ini didorong oleh kebudayaan Indonesia yang saat ini sudah mulai luntur. Kebudayaan seperti Aksara Jawa dan Tembang Dolanan yang akrab pada anak jaman dulu tidak diketahui oleh anak-anak masa kini. Bahkan banyak sekolah-sekolah yang tidak mengajarkan lagi.

Padahal penting untuk melestarikan kebudayaan Indonesa melalui generasi muda. Kegiatan Kemah Anak Nusantara diisi dengan pengenalan Aksara Jawa, Tembang Dolanan, dan dilanjutkan dengan perlombaan tradisional seperti Gobak Sodor dan Tarik Selang sebagai modifikasi permainan Tarik Tambang.

Uniknya permainan tarik selang ini menggunakan selang yang diberi sabun colek dan permainan semakin seru ketika tangan para peserta harus dibasahi dengan air sabun terlebih dahulu. Dapat dibilang perlombaan ini cocok dilakukan pada masa Pandemi Covid-19.

Ketua Sanggar Buana, Liftiyan Yanuar Rangga Pujangga menyatakan bahwa “Harapannya kami bisa terus mengenalkan kebudayaan Indonesia ke daerah-daerah lain khususnya wilayah Purwodadi dan sekitarnya bahkan seluruh Indonesia, serta dapat memberikan dampak yang nyata akan kelestarian budaya. Kemah Anak Nusantara, Wujudkan Indonesia Maju Berbudaya”.

Tinggalkan Balasan