[vc_row][vc_column width=”2/3″][/vc_column][vc_column width=”1/3″][vc_widget_sidebar sidebar_id=”td-default”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
KEDIRI.KABARDAERAH.COM- Banyak cara dilakukan Bangsa indonesia dalam memperingati hari lahir pancasila yang jatuh pada 1 Juni, termasuk pada tahun 2018 ini.
Biasanya, pejabat negara memperingati hari lahir pancasila dengan upacara bendera atau
Kegiatan formal bersifat kenegaraan. Namun, komunitas theather yang ada di Kabupaten Kediri ini lebih memilih dengan penampilan dan penghayatannya sendiri.
Komunitas theater tersebut pada momentum peringatan hari lahir pancasila itu lebih memilih membacakan puisi dan menampilkan drama bertemakan pancasila, bertempat di Taman Brantas, Kota Kediri, Jumat (1/6).
Masyarakat sangat antusias menyaksikan penampilan anak bangsa yang datang dari pemuda, mahasiswa, siswa yang tersebar di beberapa kampus dan sekolah di Kediri.
Ketua pelaksana acara, Natanael Christian Putra Windo Yustiantara mengatakan, kegiatan tersebut disamping sebagai cara mereka memperingati hari lahir Pancasila, juga sebagai ajang menunjukkan sekaligus menonjolkan bakat pecinta seni dan budaya.
“Setiap orang punya cara tersendiri untuk memperingati hari lahir Pancasila, apalagi kita. Selain peringatan itu juga untuk menunjukkan bahwa anak muda yang demen berkarya seni dan budaya itu ada di Kota Kediri,” ucapnya.
Natanael menjelaskan, dipilihnya pembacaan puisi ini sesuai fashion anak muda yang tak melulu soal bermain musik band, foto selfy, dan olah raga. Akan tetapi di Kota Kediri juga perlu meningkatkan seni puisi dan drama yang kian hari semakin hilang.
“Hanya itu itu saja, belum ada yang membidik soal puisi dan drama. Maka kami gabungan dari berbagai komunitas teater menjadi satu menampilkan pembacaan puisi dan drama,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam kegiatan tersebut ada enam komunitas teater dari berbagai kampus yang tersebar di Kota Kediri yang turut bergabung dalam pagelaran ini.
“Dari Universitas Nusantara PGRI (UNP), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syeh Wasil Syamsuddin Kediri, Universitas Islam Kadiri (Uniska) Institut Agama Islam Tribakti (IAIT), dan Universitas Wahidiyah (Uniwa),” pungkasnya.
(Is/S.A)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]